Selasa, 10 Desember 2019

SENGSARA DALAM LUMBUNG PADI





Setiap jengkal tanah negeri ibu pertiwi dianugerahi kesuburan dengan unsur hara yang sangat melimpah. Diantara gunung, lautan serta kaya akan Sumber Daya Alam. Menjadikan tumbuh afirmasi dengan harapan orang (proletar) agar bisa menutup rasa lapar, orang miskin agar tetap bisa hidup, orang sengsara supaya bisa terpelihara.
Dengan waktu berlanjut ke hari, memasuki minggu, minggu mulai memasuki bulan, hingga bertahun-tahun. Nampaknya tumpuan itu mulai pudar ditatap penglihatan, terlihat samar. Karena kekayaan Alam dinegeri sendiri tidak mampu menembus kerasnya batu kesengsaraan ataupun penderitaan mereka. Semakin skeptislah afirmasi-afirmasi orang itu (proletar).

Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik)/Maret 2019 angka kemiskinan penduduk indonesia diproyeksikan sebesar 9,41% atau sekitar 25,124,700 jiwa penduduk miskin.
Tidak usah mengkambing hitamkan kebijakan, pemerintah ataupun presiden. Karena pada dasarnya itu adalah kesalahan kita semua. Kemampuan kita tidak sampai dititik mampu mengolah SDA secara mandiri. Dengan itu asing mengambil celah, mengeruk kekayaan tuan rumahnya.
Kita cari alternatif, untuk sampai dititik kemandirian.

Tuhan menganugerahkan kedua tangan.!
Apakah dengan anugerah itu kita gunakan untuk menutup mata dari penderitaan yang mereka alami.?

Apakah dengan anugerah itu kita gunakan untuk menutup telinga, dari teriakan anak-anak serta tangisan bayi miskin yang menangis karena kelaparan.?

Apakah dengan anugerah itu kita gunakan untuk menutup mulut, dengan keadaan saat ini bahwasanya mereka membutuhkan supaya kebutuhanya terpenuhi.?

Mereka perlu bantuan dengan tangan-tangan dermawan saudaranya.
Kita tidak paham bahwasanya mereka tidak perlu dibangunkan jalan TOL, karena mereka kaum proletar tidak bisa gunakan itu..
kita tidak paham bahwasanya mereka tidak perlu dibangunkan beton-beton yang menjulang tinggi. Karena pada akhirnya tidak bisa melindungi mereka dari dinginya hujan, ataupun panasnya sinar matahari !

Kita adalah negara kaya, tetapi nyatanya masih banyak yang sengsara.
Kita adalah negara yang ramah, namun kian hari justru kian melemah.

Dengan teks anekdot, semoga dapat menjadi penyambung lidah orang-orang proletar.
"AAMIN ALLAHUMMA AAMIIN"

"Berlarilah pemuda-pemuda proletar, karena dengan berlari afirmasi-afirmasimu cepat diraih. Dan kepedihanmu akan cepat ditinggalkan." #keep FIGHT

4 komentar: