Sabtu, 14 Desember 2019

REVOLUSI BERFIKIR DI ERA 4.0


Memasuki abad ke-20 menginjak umur bumi yang semakin tua, manusia kian hari semakin kreatif dalam menciptakan hal-hal baru. Dimana satu hal dengan yang lainya saling mengikuti. Mulai dengan perkembangan BIg Data, Financial Technology, Artifical Intellgence, Virtual Reality and Augmented Reality, cyber security, Robotik process Automation serta bidang-bidang lainya yang berkembang diatas kemajuan teknologi pada era ini. Yang timbul hal-hal positif dalam kehidupan human di era ini. Walaupun kita juga tidak dapat pungkiri bahwasanya kemajuan teknologipun melahirkan masalah-masalah baru/dampak negatif.

Internet Of Things atau saya sebut ( IOT ) adalah internet untuk segala sesuatu dalam mengakses data atau informasi untuk memperluas manfaat dari konektivitas  antara satu dengan yang lainya yang terhubung secara terus menerus. Berupa sebuah konsep  rangkaian susunan era globalisasi 4.0.
Internet Of Things berkembang begitu cepat dan terlepas dari itu digunakan sebagai suatu alat referensi belajar atau hla-hal tidak berfaedah dan sesuatu hal yang bersifat negatif. Namun pemilik database ataupun google mereka tidak peduli itu selama tidak ada hal yang menganggu kepentingan mereka. Namun tidak hanya perihal hal itu, dengan ini sebetulnya  timbul celah atau peluang dalam mengembangkan produktivitas setiap individu/masyarakat dalam hal belajar secara luas. Karena sekarang banyak ruang-ruang ilmu yang terbuka lebar. Bukan hanya bisa didapatkan di suatu sekolah, suatu Universitas, suatu institute, Sekolah Tinggi atau lewat sebuah buku seperti jaman sebelum memasuki era ini. Namun internet menjadikan siapapun, dimanapun, kapanpun dengan latar belakang apapun dapat memperoleh perihal apa yang akan ia pelajari. Tetapi disisi lain juga akan sangat berbahaya jika kemajuan teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan berfikir yang pada akhirnya membuat seseorang selalu bergantung pada teknologi bahkan dalam suatu hal yang spele. Atau saya sebut "REVOLUSI INDUSTRI 4.0 -> REVOLUSI BERFIKIR ERA 4.0" Karena realitanya kemajuan teknologi punya kendali masing-masing dalam penggunaanya. Apakah itu pornografi, penipuan, candu yang berlebihan terhadap Game Online yang akan mengubah bagaimana cara ia berpandangan atau bersosial /berinteraksi dengan lingkunganya.

Apakah kita harus menjadi seseorang yang anti teknologi?
Tentu saja tidak, karena kemajuan teknologi  adalah suatu era yang mau tidak mau  kita akan terlibat di dalamnya. Dengan itu setiap individu harus lebih kreatif dalam memanfaatkan kemajuan teknologi berupa hal-hal positif pada era ini. Era ini menjadikan jurang yang curam bagi orang-orang yang benar-benar tidak paham dengan pemanfaatan teknologi. Namun juga menjadi suatu rute yang efektif bagi mereka orang-orang yang kompetitif  dalam menghadapi persaingan era Revolusi Industri 4.0. Maka  mindset tentang pemahaman kita di era 4.0 dalam pemanfaatan teknologi harus lebih bijak perihal suatu aktivitas apa yang akan kita geluti dalam IOT walaupun hanya sebatas mengisi waktu luang.

Era Revolusi Imajinasi 4.0
Dimana kemajuan teknolgi
Harus diimbangi dengan kemajuan berfikir.

Jumat, 13 Desember 2019

ROBOT VS HUMAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Robot adalah sebuah alat mekanik karya manusia (Human) yang dirangkai dengan bentuk tertentu untuk melakukan tugasnya. Robot telah dikontrol melalui program dengan tujuan mempermudah pekerjaan manusia.
Kita hidup di era dimana hampir segala sesuatu sudah berbasis program, di desain sedemikian rupa agar waktu menjadi efektif, mudah dalam bekerja dan juga praktis. Dengan mendengar kata "ROBOTIKA" membawa kegembiraan sekaligus kekhawatiran bagi masyarakat begitupun pemerintah.
Mengenai akan bagaimana situasi kedepanya yang masih begitu skeptis. Seperti dikutip dari cnbcindonesia.com "Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menuturkan bahwasanya revolusi industri 4.0 memang suatu keniscayaan. Ia mengakui memang dangan masuknya industri 4.0, itu ada pekerjaan-pekerjaan yang digantikan oleh robot dan berkurangnya lapangan pekerjaan". Donny Fernando, Harsiti. Jurnal Study Literatur "ROBOTIK PROCESS AUTOMATION" hal-6.

Memasuki era 4.0 human dipaksa untuk berusaha lebih keras lagi dalam meningkatkan kualitas kemampuan, mutu hingga skill baik secara formal disekolah maupun informal diluar sekolah.
Human dituntut untuk mencari celah tentang ruang kosong "Loker" yang belum sampai pada titik pencipta robot untuk mempekerjakan ciptaanya. Karena pada akhirnya untuk orang-orang yang khas "Berkompeten" yang mampu beradaptasi dalam zona Revolusi Industri 4.0. Diluar itu juga tidak dapat dipungkiri bahwasanya  kedepanya robot juga akan menjadi rekan dalam dunia kerja terutama  untuk pekerjaan-pekerjaan yang terus berulang-ulang  yang memerlukan ketepatan serta kecepatan tanpa kelelahan. Dengan itu juga menjadi salah satu indikator pemilik perusahaan  untuk berfikir lebih ekonomis, tentang karyawanya antara Human VS Robot ataupun keduanya. Maka dari itu akan ada waktu dimana pemilik perusahaan berfikir untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas tentang pemaksimalan waktu sehingga menjadi kompetitif. Jika perusahaan satu demi satu mulai beralih menggantikan sebagian karyawanya dengan robot maka yang terjadi akan timbul masalah baru yakni minimnya lapangan pekerjaan. Bahkan bukan hanya bagi orang-orang yang tidak menempuh pendidikan, orang yang berpendidikan setingkat SMA pun menjadi lebih sulit dalam memasuki dunia kerja. Sehingga akan berdampak bertambahnya angka pengangguran suatu negara.

Oleh karena itu kemajuan teknologi pada era Revolusi Industri 4.0 harus diimbangi dengan bertambahnya kemampuan atau pola pikir human dalam penambahan peningkatan produktivitas, mutu, serta punya skill dalam menguasai satu bidang tertentu. Sehingga menjadikanya mampu untuk tetap berkarier dalam mengimbangi kemajuan perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0.

Jika tidak ada pesawat untuk terbang..
Masih ada perahu untuk berlayar.
Jika tidak ada perahu untuk berlayar..
Masih ada kaki untuk berjalan.
"Selalu ada jalan dari setiap kesulitan"

Selasa, 10 Desember 2019

SENGSARA DALAM LUMBUNG PADI





Setiap jengkal tanah negeri ibu pertiwi dianugerahi kesuburan dengan unsur hara yang sangat melimpah. Diantara gunung, lautan serta kaya akan Sumber Daya Alam. Menjadikan tumbuh afirmasi dengan harapan orang (proletar) agar bisa menutup rasa lapar, orang miskin agar tetap bisa hidup, orang sengsara supaya bisa terpelihara.
Dengan waktu berlanjut ke hari, memasuki minggu, minggu mulai memasuki bulan, hingga bertahun-tahun. Nampaknya tumpuan itu mulai pudar ditatap penglihatan, terlihat samar. Karena kekayaan Alam dinegeri sendiri tidak mampu menembus kerasnya batu kesengsaraan ataupun penderitaan mereka. Semakin skeptislah afirmasi-afirmasi orang itu (proletar).

Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik)/Maret 2019 angka kemiskinan penduduk indonesia diproyeksikan sebesar 9,41% atau sekitar 25,124,700 jiwa penduduk miskin.
Tidak usah mengkambing hitamkan kebijakan, pemerintah ataupun presiden. Karena pada dasarnya itu adalah kesalahan kita semua. Kemampuan kita tidak sampai dititik mampu mengolah SDA secara mandiri. Dengan itu asing mengambil celah, mengeruk kekayaan tuan rumahnya.
Kita cari alternatif, untuk sampai dititik kemandirian.

Tuhan menganugerahkan kedua tangan.!
Apakah dengan anugerah itu kita gunakan untuk menutup mata dari penderitaan yang mereka alami.?

Apakah dengan anugerah itu kita gunakan untuk menutup telinga, dari teriakan anak-anak serta tangisan bayi miskin yang menangis karena kelaparan.?

Apakah dengan anugerah itu kita gunakan untuk menutup mulut, dengan keadaan saat ini bahwasanya mereka membutuhkan supaya kebutuhanya terpenuhi.?

Mereka perlu bantuan dengan tangan-tangan dermawan saudaranya.
Kita tidak paham bahwasanya mereka tidak perlu dibangunkan jalan TOL, karena mereka kaum proletar tidak bisa gunakan itu..
kita tidak paham bahwasanya mereka tidak perlu dibangunkan beton-beton yang menjulang tinggi. Karena pada akhirnya tidak bisa melindungi mereka dari dinginya hujan, ataupun panasnya sinar matahari !

Kita adalah negara kaya, tetapi nyatanya masih banyak yang sengsara.
Kita adalah negara yang ramah, namun kian hari justru kian melemah.

Dengan teks anekdot, semoga dapat menjadi penyambung lidah orang-orang proletar.
"AAMIN ALLAHUMMA AAMIIN"

"Berlarilah pemuda-pemuda proletar, karena dengan berlari afirmasi-afirmasimu cepat diraih. Dan kepedihanmu akan cepat ditinggalkan." #keep FIGHT